Novel Mimpi Padma seperti memvisualisasikan keinginan saya yang tidak pernah terwujud: Pengin banget bisa ke masa lalu, balik ke jaman Prambanan baru mau dibangun!
Penulis: Salma FK | Penyunting: Sandy Maulana
Cerita rakyat Bandung Bandawasa, Roro Jonggrang, dan pembangunan Candi Prambanan adalah kisah yang sangat populer di kalangan masyarakat. Meski demikian mahasiswa Arkeologi pasti membantah dan tidak percaya kalau kisah ini benar-benar terjadi. Candi Prambanan tidak mungkin dibangun dalam satu malam kalau tugas kuliah bisa.
Bahkan ada pendapat yang bilang kalau sebenarnya Prambanan belum selesai dibangun (Jordaan, 1996: 23). Tapi ya gimana, Bandung Bandawasa sudah kadung terkenal š¦
Kemasyhuran Bandung Bandawasa barangkali telah menarik perhatian Ayu Dipta Kirana untuk menghidupkan kembali kisah epiknya dalam novel yang ia tulis: Mimpi Padma. Novel ini baru saja terbit kembali pada Januari 2021āapabila setelah membaca ulasan ini kamu tertarik membacanya langsung, kamu bisa memesannya di sini.
Sekilas Cerita
Tokoh utama dalam novel ini adalah Rania Padmadewi atau Padma. Seorang mahasiswi Arkeologi yang harus mengulang mata kuliah Purbakala Hindu-Buddha untuk ketiga kalinya. Kali ini kuliah diampu oleh seorang asisten dosen. Ya, seorang asisten dosen yang muda, tampan, tapi sedikit misterius. Haga namanya.
Hal ini membuat Padma sedikit lebih bersemangat untuk mengikuti perkuliahan ini. Ditambah dengan bonus: Padma dan Haga ditugasi dalam satu tim yang sama untuk membantu penelitian seorang dosen. Kemudian, apakah ceritanya akan berlanjut pada PDKT, jadian, atau kisah-kisah romansa lainnya? Rasa-rasanya tidak sepenuhnya begitu.
Perkuliahan berjalan normal, begitu pula dengan kesibukan Padma dan Haga sebagai asisten peneliti. Hingga suatu ketika, Padma pingsan saat mengikuti kuliah lapangan di Candi Prambanan. Ia pingsan selepas mengobservasi arca Durga dalam bilik candi. Haga selaku pengampu kuliah ini tentu turun tangan dan membawa Padma ke rumah sakit.
Menurut Haga, Padma pingsan selama lebih dari tiga jam. Saat pingsan itu lah Padma bermimpi. Ia kembali ke masa lalu. Bertemu Bandung Bandawasa dan Roro Jonggrang. Mimpi kolosal itu tidak hanya datang satu kali. Di malam-malam berikutnya setting yang sama muncul lagi. Malah sampai membuatnya demam beberapa hari.
Gara-gara mimpi ini agaknya Padma menjadi lebih sensitif terhadap sesuatu yang tidak kasat mata. Di laboratorium saat sedang memotret fragmen keramik sendirian, Padma diserang oleh sosok hitam yang berasal dari salah satu temuan ekskavasi. Haga, lagi-lagi menolongnya.
Sejak kejadian di lab ini, Padma dan Haga mulai berani untuk mencari tahu lebih jauh tentang mimpi-mimpi Padma. Ternyata semua ini berhubungan dengan Bandung Bandawasa. Mereka lantas nekat kembali ke masa lalu. Menempuh perjalanan waktu untuk menyelesaikan urusan yang belum selesai.
Kesan-kesan untuk Mimpi Padma
Sebagai lulusan Arkeologi, saya merasa senang sekali dengan terbitnya novel ini. Karena novel Mimpi Padma seperti memvisualisasikan keinginan saya yang tidak pernah terwujud: Pengin banget bisa ke masa lalu, balik ke jaman Prambanan baru mau dibangun!
Dengan alur yang maju-mundur, Mbak Karināpanggilan untuk penulis, menyajikan cerita yang membuat pembaca ingin segera tahu endingnya. Saking asyiknya, saya langsung menamatkan novel setebal 215 halaman ini dalam waktu kurang dari semalam. Alur maju-mundur ini justru membuat pembaca lebih mudah memahami setiap kejadian yang berlangsung.
Bagi pembaca non-Arkeologi tidak perlu khawatir, novel ini sangat mudah untuk diikuti. Penulis juga tidak lupa memperkenalkan kegiatan sehari-sehari mahasiswa Arkeologi. Termasuk memberi gambaran tentang apa yang biasa dikerjakan di kampus maupun di lapangan. Maklum, hingga saat ini masih banyak bukan yang sering bertanya: Arkeologi itu apa, dan ngapain?
Kehadiran novel ini sekaligus dapat menjawab pertanyaan di atas. Mbak Karin adalah contoh bahwa menuliskan kisah fiksi yang terinspirasi dari apa yang ia pelajari di jurusan Arkeologi bukanlah hal yang tidak mungkin. Tentunya dengan proses yang tidak instanānovel ini mulai dikerjakan sejak 2013 dan pernah terbit tahun 2015 dengan penerbit yang berbeda.
(sumber: tumblr.com)
Saya harap novel Mimpi Padma dapat dibaca oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Novel ini menyuguhkan petualangan yang tidak biasa. Dari keseluruhan cerita, saya merasa penulis telah melakukan riset yang baik. Sehingga dapat menarasikan sepenggal sejarah yang lebih dari Bandung Bandawasa membangun Prambanan dalam satu malam.
Spoiler: Jangan sekali-sekali memanjat arca saat ke candi walaupun untuk mengukurnya. Lebih-lebih arca Durgamahisasuramardini di Prambanan. Berbahaya!
(sumber: digitalcollections.universiteitleiden.nl)
Terima kasih Mbak Karin atas novelnya yang keren sekali!
Referensi:
Jordaan, Roy E., 1996, In Praise of Prambanan: Dutch Essay on The Loro Jonggrang Temple Complex. Leiden. KITLV Press.

Salma FK
Terkadang mager, tapi suka jalan-jalan untuk beli cilok atau sempol (dan boba). Bisa dihubungi di salmafk97@gmail.com